Senin Sesudah Penampakan Tuhan

January 6, 2020

1 Yohanes 3: 22- 4: 6; Matius 4: 12-17. 23-25

Kita, orang kristiani, hidup di tengah-tengah dunia yang kaya akan tawaran, ideologi, paham, pilihan kata dan perilaku. Semuanya dapat ditampilkan dengan menarik agar kita mengikutinya. Tetapi kemana mereka dan masing-masing mengajak, mengarahkan kita? ke Allah atau ke dunia lain? Membawa kita menuju dan selalu dekat pada Allah? atau malah menjauhkan kita dari Allah?

St. Yohanes Rasul mengajak kita untuk tetap hidup dalam Roh Allah yang diam dalam diri kita. Ia mengajak kita untuk mengikuti Roh Allah saja. Bagaimana caranya? Ia mengatakan: “Setiap orang yang mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah; tetapi setiap roh yang tidak mengakui Yesus, tidak berasal dari Allah”. Itu berarti bahwa kalau apa yang kita pikirkan, katakan dan lakukan mencerminkan pikiran Yesus, kata-kata Yesus dan tindakan Yesus yang menjadi manusia dan berada diantara kita, maka kita boleh yakin bahwa itu berasal dari Allah. Tetapi kalau pikiran, kata-kata dan tindakan kita, tidak mencerminkan, tidak ada kesesuaiannya dengan pikiran, kata-kata dan tindakan Yesus dan apa yang diajarkanNya, maka kita harus hati-hati: itu bukan dari Allah.

Mari kita menajamkan kepekaan nurani kita; mari kita belajar hening, supaya makin hari pikiran, kata-kata dan tindakan kita benar-benar makin menyerupai pikiran, kata-kata dan tindakan Kristus. St. Vinsensius a Paulo membantu kita untuk melakukan hal ini. Ia mengajak kita untuk mengkontemplasikan “Kalau Yesus menjadi aku, berada dalam keadaanku sekarang ini, kira-kira apa yang akan Ia pikirkan, Ia katakan dan Ia lakukan?”.