Senin Prapaska IV

March 25, 2020

Yesaya 65: 17-21; Yohanes 4: 43-54

 

Bacaan hari ini mengajak kita mengarahkan pandangan kita ke Peristiwa Paska yang menjadi pusat iman kita. Salah satu kenyataan iman dipresentasikan pada peristiwa Tomas. Ia ikut “nglokro”, patah semangat ketika menjumpai Yesus ternyata kalah dan berakhir dengan peristiwa “sepele”, sederhana: mati di kayu salib. Maka ia pun mogok, tidak pernah berkumpul bersama dengan saudara-saudara yang lain. Maka ketika murid-murid mengalami sendiri Yesus yang telah menunjukkan kehebatanNya dengan bangkit dari mati, mereka pun memberitahu dan meyakinkan Tomas untuk kembali ke tengah-tengah mereka sebagai orang beriman. Tetapi Tomas mengatakan “sebelum aku mencucukkan tanganku…., sekali-kali aku tidak akan percaya”. Kata-kata semacam inilah yang dikatakan Yesus kepada pegawai istana, “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya”. Yesus menguji keyakinan iman pegawai istana itu didasarkan pada keinginan untuk ikut mengalami tanda dan mujizat sehingga ia beru percaya. Tetapi ujian Yesus itu dilewati dengan baik. Pegawai istana ini tidak menggubris “sinisme” Yesus, ia bersikeras agar Yesus berbuat sesuatu, tidak perlu menguji keyakinanku… “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.” Ia tahu bahwa hanya Yesus yang dapat menyembuhkan dan menyelamatkan anaknya.

Yesus mengenali iman pegawai istana ini, yang tidak dipengaruhi oleh tanda-tanda yang pernah dilakukan Yesus; tetapi ia memfokuskan perhatian, keyakinan imannya akan Pribadi Yesus yang hadir untuk menyembuhkan. Sikap imannya ini bukan menjadi urusan personal, tetapi memiliki dimensi sosial. “Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya.”.

Mari kita belajar percaya, meskipun kita tidak melihat tanda dan mujizat.