Senin Pekan Paska VI
May 18, 2020
Kisah Para Rasul 16: 11-15; Yohanes 15: 26 – 16: 4a
Saya ingin mengajukan pertanyaan reflektif. Ketika kita berjumpa dan berbicara dengan orang, apakah yang kita bicarakan? Ketika kita menulis di media sosial, apakah yang kita tulis? Hal-hal yang menggembirakan? Memberi kebahagiaan? Menumbuhkan pengharapan? Atau hal-hal gosip yang membuat orang marah, benci, kecewa, patah semangat?
Hari ini Yesus dengan tegas mengatakan bahwa “Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku”. Tentu kita memberi kesaksian -seperti para Rasul dalam Gereja Perdana- melalui percakapan dengan orang. Mereka berbicara dengan orang-orang. Pembicaraan mereka inilah yang menarik perhatian orang, membuat mereka semakin tergugah, bersemangat; menumbuhkan pengharapan dan asa kepada mereka yang kecewa dan kehilangan gairah kehidupan. Pembicaraan mereka membuka wawasan baru tentang sesuatu yang lebih luhur, tentang suatu nilai yang pantas untuk diperjuangkan. Surat-surat yang mereka (Petrus, Paulus, Yudas, Yohanes) tulis, benar-benar meneguhkan; makin membuat mereka beriman, dan berani memberikan diri untuk hanya percaya kepada Kristus. Surat mereka memberi petunjuk dan nasihat untuk mengubah perilaku sebagai pengikut Jalan Tuhan.
Kita bisa berkaca dari pengalaman Para Rasul dalam riwayat Gereja Perdana. Pembicaraan kita, baik lisan maupun tertulis dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk bersaksi, yakni ketika pembicaran dan tulisan kita membawa kegembiraan, kebahagiaan, semangat dan gairah, pengharapan, wawasan baru bagi banyak orang. Mari kita lakukan kata-kata Yesus: Kamu harus bersaksi.