Senin Pekan Biasa VI
February 19, 2020
Yak 1:1-11
Mazmur : Mzm 119:67.68.71.72.75.76
Injil : Mrk 8:11-13
Apa yang seringkali terjadi pada diri kita bila menghadapi berbagai-bagai pencobaan? Mungkin kita sering mengeluh, sering mengumpat, bahkan tidak jarang kita tidak mau terpuruk, lalu mencari bantuan dari orang pintar, dukun, loya, dsb. Ada yang pencarian ini hanya sebagai penghias dari hidup beriman kita; artinya kita melakukan ini tetapi tetap menjadi orang beriman. Tetapi ada yang sampai putus asa kepada Allah dan berpindah ke lain hati. Tidak lagi mengimani Allah, karena Allah tidak mampu menolong mereka keluar dan terbebas dari berbagai-bagai pencobaan itu.
Rintihan, keluhan, umpatan bahkan pergi ke lain hati, apakah menyelesaikan masalah? Apakah mengurangi penderitaan? Ada orang yang teriak-teriak seperti disiksa dengan sengatan listrik tegangan tinggi, padahal hanya disuntik dengan jarum kecil. Mengapa bisa terjadi? Karena dia sering merintih untuk penderitaan yang kecil pun. Maka itu berarti, penderitaan akan tidak terasa kalau kita membiasan tegar dalam penderitaan. Yesus tidak pernah mengeluh, maka penderitaan di kayu salib pun tidak terasa berat. Ia tidak mengeluh karena Ia tahu betul bahwa semua ini dilakukan untuk melaksanakan kehendak Allah.
Mari kita camkan kata-kata St. Yakobus: “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apbaila kamu jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa uhian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.”