Renungan Selasa Pekan Biasa XXXI-2

November 5, 2020

LUK 14:15-24

“Pergilah Ke semua jalan dan Persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ masuk, karena rumahku harus penuh”

Saudara-saudari ku yang terkasih, Bacaan Injil pada hari ini mengenai Tuan Rumah yang mengundang tamu-tamunya dalam Perjamuan Besar.

Ketika Tuhan melihat mereka yang diundang hadir semua orang di pesta, ternyata semua orang-orang penting. Seperti orang-orang kaya kelihatan dari bajunya yang bagus dan mewah. Tuhan Yesus mengajarkan, kalau kita mengundang orang, kalau kita bikin pesta, undanglah orang-orang yang miskin, cacat, buta, lumpuh dan orang-orang rendahan. Kenapa? karena mereka tidak bisa membalas kita, kalau kita undang orang-orang yang berpangkat itu kalau nanti dia yang buat pesta dia mengundang kita.

Tuhan mengatakan kalau kita melakukan sesuatu jangan harapkan balasan. Justru Undanglah orang-orang yang tidak membalas Budi kita, supaya nanti kita di hari kebangkitan akan diberikan atau disambut oleh Allah. Nah setelah Tuhan berbicara demikian, dapat kita lihat di ayat 14 ada seseorang setelah mendengar perkataan Tuhan Yesus itu, dia berkata-kata pada tamu-tamu yang sedang berpesta itu dia berkata kepada Tuhan Yesus, “Berbahagialah orang yang yang akan dijamu dalam kerajaan Allah”. Maksud perkataan itu seolah-olah dia mencemooh seperti sudah tahu semuanya, seolah-olah melarang Tuhan Yesus banyak berbicara karena mereka sudah mengerti.

Jika misalnya perkataan itu “Berbahagia lah orang yang akan dijamu dalam kerajaan Allah” ketika kita kaitkan  di dalam kehidupan kita, bahwa itu adalah suatu Kerinduan.

Perumpamaan tamu-tamu yang diundang ke perjamuan besar. Perumpamaan ini adalah tentang seorang yang mengadakan perjamuan besar dan reaksinya orang yang mengadakan perjamuan ini para undangan tidak hadir. Mengapa orang itu yang diundang tidak hadir Nah ada beberapa alasannya mereka:

Pertama, aku telah membeli ladang atau sebidang tanah dan aku harus pergi melihatnya jadi aku tidak bisa datang aku minta dimaafkan. Alasan tersebut tidak masuk akal. Seharusnya sebelum membelinya harus diperiksa terlebih dahulu kondisi tanah itu bagaimana, subur atau tidak. Semua harus diperiksa terlebih dahulu, sesudah Oke baru bayar. Kenapa baru sekarang bilang aku mau pergi melihat. Nah itu cuma alasannya saja.

Kedua, aku baru membeli 5 pasang lembu dan aku perlu sekarang mencobanya. Demikian juga zaman itu ketika orang membeli sapi untuk membajak atau seperti traktor. Membajak ladang pakai sapi yang menarik bajak nya dikasih coba, itu sapinya dipasangin bajak ada tanah ladang. Nah kamu coba, sapinya cukup kuat atau tidak, kalau tidak, enak tidak disetel sapi ini. Udah enak baru beli. Kenapa sekarang baru mau coba. Ini cuma alasannya saja.

Ketiga, aku baru menikah masih bulan madu, dan karena itu aku tidak dapat datang. Nah Saudara-saudariku yang terkasih, orang ketiga ini atau alasan orang yang ketiga ini yang paling merasa berhak dan sedikit kurang sopan, karena tidak ada minta maaf nya. Dia merasa, Tuhan yang mengundang engkau mesti mengerti dong, aku baru kawin ini masih bulan madu. Ini cuma alasannya saja. Nah reaksi tuan rumah, bahwa ia mengerti benar tidak apa-apa. Lalu tuan rumah itu murkalah. Kenapa? karena mereka main-main semuanya, tadi bilang iya sudah disiapkan, semuanya tiba-tiba tidak datang, yang menjadi luar biasa di sini, saudara-saudariku, bahwa Tuan  ini tidak akan terusik apa-apa, dia orang yang luar biasa, memang orang berpangkat, dan orang kaya luar biasa. Dia bisa mengatakan, tidak apa-apa aku tidak jadi bangkrut meskipun kamu tidak datang, buang saja kerajaan sampah semuanya itu, tidak ada masalah kalau segi biaya itu. Tetapi saudara perlu mengerti, jikalau seseorang mengundang saudara makan itu berarti dia menghargai anda dan kalau orang tidak bersahabat dia tidak undang orang itu untuk duduk dan makan bersama dengan dia. Duduk dan makan bersama itu adalah simbol persahabatan. Orang mengundang kita karena orang itu menghormati kita dan kita adalah sahabat dia. maka dari itu saudara-saudariku, jangan berbuat alasannya yang tidak masuk akal seolah-olah kita sedang berkuasa.

Saudara, jangan tolak kesempatan itu, inilah waktu Anugrah, gunakanlah itu dengan baik-baik. Jangan sampai kita membuang-buang nya, Jangan mengatakan kita kehilangan kesempatan, sebetulnya kita sering membuang kesempatan. Tuhan memberikan kesempatan kepada kita, bukan kita kehilangan, tapi kita yang menolak dan membuangnya seperti orang-orang yang diundang dalam perumpamaan yang Kita Renungkan.

Saudara-saudariku yang terkasih, demikian renungan kita pada hari ini apa yang sudah kita lihat dan apa yang sudah kita dengar dalam perumpamaan di renungan ini, semoga bermanfaat dan berguna dalam kehidupan kita.

Tuhan memberkati Amin

Nama : Rosita ( Mahasiswi  STAKatN : Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak)