Renungan Selasa Pekan Biasa XXX-2
October 27, 2020
Bacaan I: Ef 5:21-33; Mazmur: Mzm 128: 1-2.3.4-5; Injil: Luk 13: 18-21
Iman Hidup dan Menghidupkan
Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus adalah sebuah analogi yang unik. Dalam Surat itu St. Paulus membuat analogi tentang hidup sebagai Gereja (konteks luas) dan hidup sebagai keluarga (konteks sempit). Relasi antara Gereja-Yesus dan relasi istri-Suami digambarkan dalam beberapa kata kunci âTaat-Mengasihi-Persatuan (komunio)â. Gereja taat kepada Tuhan Yesus layaknya ketaatan seorang istri terhadap suaminya, demikian juga sebaliknya bahwa seorang istri taat kepada suaminya. Lalu, suami diminta mengasihi istrinya seperti kasih Tuhan Yesus kepada Gereja. Terakhir, persatuan atau persekutuan antara suami dan istri sejalan juga dengan persekutuan Gereja dan Tuhan Yesus.
Tiga kata kunci dalam analogi St. Paulus sangat berperan dalam bagaimana kehidupan seorang Kristen dijalankan. Dalam konteks sempit atau keluarga ketaatan-kasih-persekutuan harus menjadi fondasi utama. Setiap cakrawala kehidupan yang diarungi keluarga harus dilandaskan pada prinsip ini. Seorang istri harus taat pada suami sebagai kepala, mengasihi semua anggota keluarga seperti mencintai tubuhnya, dan memiliki rasa terikat dengan anggota keluarganya. Demikian seorang suami harus mencintai istrinya dan anggota keluarganya, memiliki ikatan batin bahwa mereka adalah sebuah persekutuan, dan taat pada setiap anggota keluarga dalam kesetaraan sebagai seorang manusia. Dalam konteks luas, Gereja harus menaati-mengasihi-bersatu dalam Tuhan Yesus. Tanpa 3 hal ini esensi kekristenan akan hilang baik dalam hidup di tengah keluarga (konteks sempit) atau dalam Gereja (konteks luas).
Pada bacaan pertama kita telah mendapatkan beberapa hal penting, yaitu fondasi hidup seorang Kristen adalah âTaat-Mengasihi-Persekutuanâ. Lalu pertanyaan selanjutnya, apa kaitannya dengan Bacaan Injil? Mengapa bacaan ini disandingkan dalam Kalender Liturgi hari ini?
Bacaan Injil mengisahkan tentang Tuhan Yesus yang mengajar tentang Kerajaan Allah. Tuhan memakai perumpamaan untuk menjelaskan hal yang sangat abstrak itu. Biji sesawi dan ragi roti. Dalam buku Tafsir Alkitab Perjanjian Baru yang dibuat oleh Lembaga Biblika Indonesia, menjelaskan makna Injil ini sebagai berikut âGereja perdana melihat dirinya sebagai makna dari semak-semak yang ditimbulkan oleh biji sesawi, lalu burung-burung sebagai pewartaan Injil yang disebarkan sehingga orang-orang kafir mendapatkan kedamaian dalam jemaat Kristen. Pada gagasan mengenai ragi mengantar kepada pengertian pengaruh Kristen dalam duniaâ (Jerome Kodell, SDB, Tafsir Injil Lukas, LBI). Gereja perdana dan sampai sekarang memiliki peran penting dalam dunia. Tiga kata kunci yang dijelaskan oleh St. Paulus dalam suratnya adalah gagasan hidup seorang Kristen. Salah satu contoh peran Kristen dalam Dunia adalah St. Vinsensius de Paul. Tiga hal nasihat St. Paulus dijalankan oleh St. Vinsesius. Dia mengubah kehidupan kelam di Eropa pada Zaman itu dengan semangat Kristen. St. Vinsensius melakukan misi sebagai sarana ketaatannya kepada kehendak Bapa. Dia mendirikan Serikat Cinta Kasih sebagai manifestasi dari Mengasihi dan bersekutu dalam kesatuan Gereja dengan memberi pembinaan bagi Imam, calon Imam dan Awam.
Semangat St. Vinsensius ini menjadi teladan yang harus terus dihidupkan. Saya sering mengulang membaca biografi St. Vinsensius. Beliau memberikan inspirasi di abad baru yang konteks dunia telah berubah dari yang dihadapi Gereja Perdana. Kristen sudah menjadi sebuah agama yang besar dan banyak problem baru yang ditemukan yakni kemunduran semangat Kristen dalam kehidupan sehari-hari Gereja. Di satu sisi Gereja kaya yang diwakili oleh golongan pengusaha, para religius dan penguasa. Di satu sisi Gereja miskin yang diwakili oleh rakyat biasa. St Vinsensius menjadi âjembatanâ antara ketimpangan ini. Dia melakukan karya yang agung yaitu bermisi bagi Gereja yang miskin, mengasihi mereka dengan tindakan efektif dan membina mereka ke jalan yang baik dengan kelembutan hati.
Inti dari semangat St. Vinsensius adalah menjadi berkat bagi sesama. Surat Rasul Paulus dan Injil Lukas hari ini berbicara tentang menjadi berkat. Seorang Kristen yang didorong oleh imannya harus menjadi berkat bagi sesama. Dalam lingkup sempit yaitu keluarga dan dalam lingkup luas yaitu Gereja lalu lebih luas lagi Dunia. Kerajaan Allah itu dapat dicapai dengan contoh nyata dari St. Vinsensius yaitu menolong yang miskin dan membutuhkan, menasehati yang salah dengan kelembutan dan kebijaksanaan, membina sesama dengan penuh perhatian, kelembutan dan kasih. Banyak hal-hal praktis yang dapat kita kerjakan dalam mencari kerajaan Allah. Tetapi hanya satu pesan penting yaitu jadilah Berkat bagi sesama seperti lagu âHidup ini harus jadi berkatâ.
âHidup ini adalah kesempatan. Hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri. Hidup ini harus jadi berkat. Oh, Tuhan pakailah hidupku selagi aku masih kuat. Bila saatnya nanti ku tak berdaya lagi hidup ini sudah jadi berkatâ (lirik lagu Hidup ini harus jadi berkat).
Nerivika Wulandari (Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Katolik Negri Pontianak). Mahsiswa PPL di Paroki Keluarga Kudus Pontianak.