Renungan Natal 25 Desember 2019

December 28, 2019

Misa Siang: Yesaya 52: 7-10; Ibrani 1: 1-6; Yohanes 1: 1-18

Natal adalah Perayaan Kelahiran Kristus ke dalam dunia. Ia tampil dengan nama “Yesus”, yang artinya Allah yang menyelamatkan; dengan nama “Kristus” yang artinya Dia yang terurapi, sama dengan nama “Messias”. Matius memperkenalkan dia sebagai “Immanuel” yang artinya Allah beserta kita. Yohanes penginjil membahasakan misteri ini dengan menyebut “Sabda telah menjadi manusia dan tinggal diantara kita”. Inilah Inkarnasi, Allah menjadi manusia dan berada diantara kita. Itu berarti Allah bisa kita jumpai pada manusia, peristiwa yang ada dan terjadi di sekitar kita. Itulah sebabnya Matius merekam kata-kata Yesus, “Apa saja yang kamu (tidak) lakukan untuk saudaraKu yang paling hina ini, kamu (tidak) lakukan kepadaKu”. Inilah misteri yang kita rayakan.

Lalu siapakah saudara-saudariku? Kita yang berkumpul di gereja ini adalah saudara. Mengapa? Karena kita mengimani Kristus, saudara sulung kita. Lalu bagaimana dengan yang di luar sana? Apakah kita juga saudara? Dengan penganut agama Yahudi dan Islam, kita bersaudara karena Bapa Iman kita, Abraham atau Ibrahim. Lalu bagaimana dengan yang lain lagi? Kita menjadi saudara karena kita semua adalah ciptaan Allah, kita semua adalah anak-anak Allah.

Atas dasar inilah Gereja Katolik di Indonesia bersama dengan umat Kristiani lainnya (PGI) mengangkat tema Natal 2019: “Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang”. Kita diajak memperlakukan semua orang, siapa saja yang ada dalam rumah kita, yang menjadi teman kerja kita, yang berelasi dengan kita, yang kita jumpai sebagai saudara. Dalam konteks Natal ini, kita diajak untuk menemukan Kristus dan melayaniNya dalam dan lewat pelayanan kita terhadap orang-orang di sekitar kita, terutama mereka yang menderita, yang sangat membutuhkan, yang tersingkirkan dan disingkirkan oleh orang-orang.

Mari kita jumpai Kristus lewat pelayanan dan perbuatan kita terhadap sesama. Selamat Natal.