Renungan Harian Rabu Pekan Biasa XXXI-2

November 5, 2020

  • PW. Karolus Borromeus

Bacaan I: Flp 2: 12-18; Labirin: MZM 27: 1.4.13-14; Injil: Luk 14: 25-33

Menjadi Murid berarti Menyangkal diri

Pada hari ini Gereja merayakan peringatan St. Karolus Borromeus. Ia adalah seorang kardinal dan Uskup Agung Milan. Pada suatu hari sebelum menjadi imam St. Karolus mendapatkan pengalaman hidup yang paling menyakitkan. Dia harus ditinggalkan oleh kakaknya yang meninggal secara mendadak. Dia mengikuti suatu retret khusus dan memtuskan menjadi imam. Dia membagikan seluruh hartanya kepada orang miskin, khususnya dalam memberikan bantuan di bidang pendidikan. Dia banyak membantu orang bersekolah.

Selain itu karya  luar biasa yang dikerjakannya adalah saat Milan diserang oleh wabah sampar. Dia mengubah tempat tinggalnya (keuskupan) untuk dijadikan tempat merawat orang yang sakit. Bahkan dia turun tangan merawat mereka yang sakit.

Dia juga aktif dalam pembaharuan semangat hidup biarawan. Dia sebagai seorang uskup kerap menyerukan perubahan hidup bagi biarawan. Bahkan dia adalah salah satu penggiat diadakannya konsili Trente. Namun usahanya dalam menertibkan hidup para imam sempat mendapat cobaan. Dia mendapat ancaman oleh pembunuh bayaran yang disewa para biarawan yang tidak mau hidup mereka ditertibkan.

Dalam bacaan pertama, St. Paulus menyampaikan sebuah pesan yang mendalam bagi kita. Sebagai seorang Kristen, hal yang paling utama adalah mencapai keselamatan. St. Paulus mengajak semua orang Kristen menjalankan keselamatan dengan rasa takut dan gentar. Kata kunci dari pesan St. Paulus adalah keselamatan. Apa itu keselamatan? Mengapa kita perlu mengusahakan keselamatan? Bagaimana keselamatan itu diusahakan? Keselamatan adalah Tuhan Yesus sendiri. Dalam tulisannya St. Anselmus menulis“” Utang ini begitu besar sehingga, meski tiada yang lain selain manusia yang harus menyelesaikan utang tersebut, tiada yang lain selain Allah yang sanggup dilakukan; maka yang harus dilakukan sekaligus manusia. ” Penderitaan Kristus, Allah-manusia yang adalah Putra Tunggal Allah, melunasi utang umat manusia terhadap kehormatan Allah, dan umat manusia diperdamaikan dengan Allah. Allah mengatur kodrat manusia pada diri-Nya sendiri sehingga seorang manusia yang sempurna dapat melakukan pemenuhan yang sempurna dan sesuai dengan tata umat. ” Keselamatan hanya berasal dari belas kasih Tuhan Yesus.

Sebagai seorang Kristen masalah keselamatan adalah pokok imam. Hal tersebut bahkan termuat dalam iman kita, “aku percaya akan kehidupan kekal”. Keselamatan adalah hidup kekal di dalam Tuhan Yesus. Tanpa kepercayaan pada keselamatan maka iman kita.

Penyelamatan keselamatan telah diberikan petunjuknya oleh Tuhan Yesus dalam Injil Lukas. “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia meninggalkan bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Keselamatan di sini memberi petunjuk yang jelas bagaimana menjadi Murid Tuhan. Menjadi murid Tuhan juga berarti bahwa kita harus menyangkal diri bahkan nyawa kita. Semua hal diserahkan demi kemuliaan Tuhan. Kita telah mendapat contoh dari St. Karolus yang menyangkal diri bahkan memberikan semua yang dia miliki demi Tuhan. Pertanyaan untuk kita: Apakah yang bisa kita kerjakan untuk keselamatan kita? Mampukah kita menyangkal diri? Mampukah kita memikul salib? Teruslah pikul salib itu karena di sana akan ada keselamatan.

(Nerivika Wulandari, mahasiswa PPL STAKatN Pontianak)