Rabu Pekan Biasa IV
February 5, 2020
2Sam 24:2.9-17
Mazmur : Mzm 32:1-2.5.6.7
Injil : Mrk 6:1-6
Banyak orang tidak tahu bagaimana bertobat. Mereka berucap menyesal tapi berhenti pada kehendak untuk tidak mengulangi lagi. Hari-hari ini Daud mengajar kita bagaimana menyesali kesalahan fatal yang pernah dibuatnya dan bertobat di hadapan Allah.
Hari ini Daud mengajar kita menerima pilihan-pilihan buruk: bagaimana harus memilih satu diantara tiga pikihan buruk. 1) akan ada bencana kelaparan 3 tahun; 2) ia harus berada dalam pengejaran selama 3 bulan atau 3) seluruh bangsa terkena sampar selama 3 hari. Moral kristiani mengajarkan kita dengan prinsip “minus mallum” (Latin). Kita bisa menentukan pilihan yang paling sedikit keburukannya, paling sedikit resiko tragisnya. Mengikuti prinsip moral itu, Daud mungkin akan memilih yang ketiga. Tapi apakah itu berarti orang yang terkena sampar hanya menderitanya selama 3 hari? Bagaimana kalau selama 3 hari sampar itu menjangkiti siapa saja? Maka bagi Daud semua pilihan itu -sekalipun ada keburukannya yang paling sedikit- adalah buruk.
Daud memiliki sikap bathin yang menarik dalam memilih yang buruk, yaitu 1) ia membuka diri terhadap kehendak (pilihan) Allah. Ia percaya besar lah kasih sayang Allah. Maka kalau Allah memberi bencana kelaparan, ia percaya di sana ada kasih sayang Allah. Demikian pula pada 2 pilihan lain.
2) Ia mempersempit, melokalisir terdampak hukuman. Ia menginginkan hukuman ditimpakan pada kaum keluarganya saja, atau bahkan hanya pada dirinya saja. Kita jadi ingat kemarahan para murid atas kedegilan hati manusia, sehingga mereka mengusulkan untuk mendatangkan kilat agar membinasakan mereka. Tapi Yesus melarang. Biar Ia saja yang menanggung dosa manusia.
Sikap Daud ini ternyata membuat Allah menyesal dan menghentikan hukuman yang belum selesai dieksekusi malaikat.