Rabu Advent Pertama; Pesta St. Andreas, Rasul

November 30, 2022

Roma 10: 9-18; Matius 4: 18-22

 

Kata-kata Paulus “Iman timbul dari Pendengaran; dan pendengaran oleh firman Kristus” merupakan kesimpulan, “Jadi”, dari penjelasan Paulus tentang pembenaran oleh iman. Iman bertumbuh dan bekerja berkat “pendengaran”, cara mendengarkan.

Masa sekarang pewartaan apa pun, termasuk Sabda Tuhan, sudah menyebar kemana saja dan dalam kelipatan yang luar biasa. Pewartaan ini disampaikan dalam bentuk dan kreasi yang membantu banyak orang: entah untuk mudah mengerti, entah untuk menggerakkan. Maka persoalan sebenarnya adalah senada dengan yang ditanyakan Paulus “Adakah yang mendengarkan?” dan “Bagaimana mereka mendengarkan?”. Ada orang yang menjajakan sejumlah besar uang untuk beli “pisang goreng”, padahal perintahnya “beli seng”; ada orang tersinggung ketika diminta “mengurangi lalu lalang” selama perayaan liturgi, tetapi didengarkan sebagai evaluasi “kita terlalu banyak lalu lalang”

Andreas mendengarkan sapaan Yesus yang memanggilnya. Ia mendengarkan dan akhirnya memutuskan untuk mengikuti Yesus. Ia menjadi rasul Yesus yang mewartakan kebangkitan Kristus bahkan sampai pada kemartirannya. Ia tahu betul “mendengarkan” Yesus. Katekismus Gereja Katolik juga mengajarkan kita dapat melatih kepekaan dan ketajaman hati nurani kita lewat mendengarkan Yesus dan InjilNya, teladan baik dari orang-orang kudus, otoritas Gereja dan ajarannya. Kelalaian, kecerobohan dan penolakan kita untuk itu, sebaliknya, akan menumpulkan hati nurani kita (Bdk. KGK 1792).

Mari kita belajar mendengarkan, agar iman kita bertumbuh dan berkembang, sehingga hidup iman kita makin membuahkan banyak panenan; hidup iman kita, seperti hidup iman St. Andreas, membawa banyak orang mengimani Kristus.