Kamis Prapaska I

March 5, 2020

T.Est 4:10a.10c-12.17-19
Mazmur : Mzm 138:1-2a.2bc-3.7c-8
Injil : Mat 7:7-12

Kita pernah ikut nimbrung pembicaraan tentang hadirnya sekian banyak uskup pada perayaan ekaristi perkawinan. Juga pernah ada komentar sumir ketika beberapa uskup memberkati perumahan elit. Mengapa hal itu bisa terjadi, karena orang mampu menanggung transportasi, stips dan aneka akomodasi. Orang yang berduit akan mampu untuk mungkin apa saja.
Pernah ada satu keluarga yang menjadi tidak realistis ketika salah satu anggita keluarganya yang secara natural sudah sangat tua dan lemah; karena jasa orang yang sudah renta ini, mereka ingin membawa beribat kemana saja, supaya ia tetap hidup. Uang sebagai biaya tidak masalah. Orang-orang seperti ini mungkin juga akan membeli Tuhan. Jika bisa.

Hari ini kita diajak belajar dari Ester. Ia ratu yang mempunyai segala-galanya: kekayaan, kekuatan tentara yang tangguh dan banyak, kekuasaan. Apa yang tidak bisa didapatkan oleh ratu kaya seperti Ester??

Tetapi ketika menghadap Tuhan dalam doanya, ia mengatakan: “Tuhanku, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini. padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, …” Sikapnya ini memenuhi apa yang dikatakan Yesus dalam Sabda Bahagia… “Berbahagialah orang yang MISKIN di hadapan Allah”. Ia menyatakan tidak memiliki apa-apa dan tidak mempunyai siapa-siapa. Ia hanya memiliki Allah sebagai satu-satunya milik kepunyaannua.

Dengan sikap itu (disposisi diri) itu, kita berani “meminta, mencari dan mengetuk” seperti diajarkan Yesus, karena kita yakin akan kemurahan hati Allah.