Kamis Advent Ketiga

December 16, 2022

Yesaya 54: 1-10; Lukas 7: 24-30

Atas kedatangan para murid Yohanes, Yesus bergumam “Untuk apakah kalian pergi..” bahkan sampai tiga kali. Pertanyaan Yesus ini mengarahkan perhatian kita pada apa yang ingin dikatakan Yesus. Yesus mau menunjukkan (kualitas) ke-nabi-an Yohanes. Maka (kualitas) kenabian apa dari Yohanes yang menginspirasi kita? yang patut kita contoh, kita tiru?

Mungkin ada yang menghayati kesederhanaan Yohanes: hidup dengan pakaian seadanya; makan makanan yang ada di sekitar, tidak pernah tertarik dengan makanan-makanan modern apalagi yang enak-enak. Mungkin juga ada yang meniru keberanian Yohanes untuk mengatakan dan menegakkan kebenaran dan keadilan, bahkan sampai ia dimasukkan ke dalam penjara dan dipenggal kepalanya. Ada banyak orang yang menghayati kenabian seperti ini: berbicara dengan penuh keberanian, melawan apa pun yang dia anggap tidak benar dan tidak mengenakkannya; bahkan kadang-kadang tidak segan-segan menyalahkan dan melawan hirarki, sekalipun hirarki berbicara tentang ajaran Gereja.

Lukas memang menggambarkan kehidupan Yohanes seperti itu, tetapi Yesus menunjukkan hakekat dari kehadiran Yohanes: “Benar!… bahkan lebih dari nabi. Karena tentang dia ada tertulis, ‘Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau. Ia akan mempersiapkan jalan bagiMu”.

Kehidupan Yohanes yang sederhana dan keberaniannya mengatakan dan menegakkan kebenaran dan keadilan, akan menjadi berarti ketika semua itu dihayati dan dilakukan untuk membawa Yesus dikenal oleh banyak orang. Ketika dilakukan agar orang-orang datang, mengenal dan mengimani Kristus. Jadi kenabian adalah suatu usaha untuk membawa Kristus, memperkenalkan Kristus kepada sesama. Usaha ini akan menjadi sempurna ketika dilengkapi dengan sikap hidup yang sederhana dan disposisi diri yang berani untuk memerangki ketidakadilan dan ketidakjujuran. Inilah yang oleh Gereja disebut sebagai “kesaksian hidup”.