Jumat Prapaska I

March 6, 2020

Yeh 18:21-28
Mazmur : Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7-8
Injil : Mat 5:20-26

Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Refren Mazmur ini pantas untuk kita renungkan.

Kecenderungan manusiawi kita ialah mencatat dan mengingat kesalahan orang. Catatan dan ingatan itu kita pakai untuk memberi penilaian dan akhirnya mengadili orang itu. Semakin banyak catatan dan ingatannya semakin buruk penilaiannya dan semakin besar pengadilan dan hukuman yang diberikan.

Bagaimana kalau hal ini dilakukan oleh Tuhan terhadap kita? Apa penilaianNya terhadap kita? Berapa besar hukuman yang akan dijatuhkanNya kepada kita? Untung lah, Ia tidak mengingat-ingat kesalahan kita! Mengapa Ia melakukan ini? Karena Ia menghendaki kita hidup, bahkan hidup dalam kelimpahan. Ia menginginkan kita menghayati Dia sebagai Allah yang maha rahim dan maha murah, sehingga kita bisa menikmati kerahiman dan kemurahannya itu dalam tindak pertobatan sejati. Pertobatan sejati terjadi ketika kita menyesali kesalahan dan berbalik bukan karena takut pada hukuman, tetapi karena kita melihat kebaikan, cinta Allah yang begitu besar; karena kerahimanNya mengatasi segala-galanya; dosa yang merah seperti kirmizi akan diubah menjadi putih seperti salju.

Mari kita menghayati cinta dan kebaikan Allah supaya kita bisa menjalani pertobatan yang sejati.