Jumat Pekan Biasa I

January 17, 2020

1Sam 8:4-7.10-22a
Mazmur : Mzm 89:16-17.18-19
Injil : Mrk 2:1-12

Apa yang terjadi pada bangsa Israel dalam perikop hari ini, merupakan awal mula pergeseran dari pemerintahan “theokratis” menuju ke “monarkhis”; dari kekuasaan Allah menuju pada kekuasaan di satu orang. Ini adalah kehendak rakyat. Samuel merasakan hal ini tidak etis, tidak benar. Maka ia pun memberitahukan hal ini kepada Allah. Tentu kita mengira Allah akan ikut merasa keberatan ketika keluasaanNya diambil dan dialihkan begitu saja. Lihat saja para penguasa yang jelas-jelas mengalami kesulitan mengurusi hal sepele; yang kemampuannya hanya wacana dan wicara saja, sulit untuk mengakui apalagi memberikan jabatannya kepada orang lain. Biaya besar pun rela dikeluarkan; manusia sebanyak apapun rela dikerahkan, demi menjaga kekuasaan.

Tetapi kita terbelalak dalam keterkejutan ketika Allah menjawab “Turutilah permintaan mereka”, bahkan sampai dua kali. Bukan hanya Allah merelakan kekuasaanNya diambil, tetapi Ia memberi kebebasan, kemerdekaan bangsa itu untuk memimpin bangsanya sendiri. Nanti baru akan terbukti apakah bangsa Israel ini benar-benar kuat atau malah lemah, sehingga mereka benar-benar tidak menjadi bangsa merdeka, tetapi malah menjadi bangsa yang tertindas, terjajah di segala bidang.

Sering kita menyingkirkan Allah dengan keinginan untuk menjadi orang yang merdeka (seperti terjadi pada Adam dan Hawa). Tetapi kita lupa bahwa kemerdekaan hanya ada pada Allah; di luar Allah, kita justru menjadi budak, jajahan dari yang lain-lain. Mari kita menjadikan Allah sebagai penguasa diri kita, suatu theokrasi-spiritual bagibdiri kita.