Jumat Paska II-A
April 24, 2020
Kisah Para Rasul 5: 34-42; Yohanes 6: 1-15
Ada orang yang bekerja. Semula gajinya -katakanlah- satu juta rupiah. Ia bersyukur atas gaji ini dan menjalankan sedemikian rupa sehingga jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Berkat ketekunannya ia dipromosikan untuk posisi yang lebih tinggi dengan gaji -katakanlah- lima juta. Dengan jumlah gaji ini pun, ia mulai menginginkan ini dan itu untuk memenuhi kebutuhannya. Maka dibelanjakanlah ini itu dan akhirnya dia merasa tidak cukup. Akhirnya dia berefleksi: kenapa ketika gajinya satu juta, ia bisa mencukupi kebutuhan dan untuk itu ia bersyukur kepada Allah. Tetapi ketika ia memusatkan perhatiannya pada keinginannya akan ini dan itu, maka berapa pun uang yang ia miliki tetap saja tidak cukup. Ia harus belajar bersyukur atas apa yang ia miliki, yang ada padanya.
Inilah yang diajarkan oleh Yesus dari perikop hari ini. Ia hanya memiliki 5 roti dan 2 ikan, namun Ia bisa memberi makan banyak orang. Bagaimana caranya? Tidak terlalu perlu. Tetapi kita perlu melihat apa yang Ia lakukan, yaitu Ia bersyukur kepada Tuhan atas 5 roti dan 2 ikan itu. Ia bersyukur atas berkat yang kecil itu; dan berkat kecil itu dibagi-bagikan kepada mereka sebanyak yang mereka kehendaki.
Semangat inilah yang perlu kita miliki: selalu bersyukur atas karunia, berkat sebesar apapun, atau bahkan sekecil apa pun. Apalagi kalau berkat ini kita bagi-bagikan kepada sesama. Inilah kiranya panggilan kita, terutama pada saat pandemi covid-19 ini. Kita perlu selalu bersyukur dan membagi-bagikan berkat yang kita terima dari Allah. Keberanian ini akan memberikan kelimpahan kepada kita, seperti dialami oleh para murid; mereka mengumpulkan 12 bakul penuh potongan-potongan dari kelima roti dan dua ikan itu.