Jumat Minggu Advent Keempat

December 23, 2022

Maleakhi 3: 1-4; 4: 5-6; Lukas 1: 57-66

“Menjadi apakah anak ini nanti?” Kalimat orang-orang ini tentu juga kita alami ketika kita dulu masih kecil. Menjadi apa kita nanti, itu selalu menyertai setiap manusia. Pertanyaan inilah yang mewarnai perkembangan dan pendidikan anak-anak. Orangtua akan mengusahakan sekuat tenaga agar anak-anaknya benar-benar menjadi seperti apa yang diharapkan dan dicita-citakan sejak kecil.

Kita tahu apa yang pada akhirnya terjadi pada Yohanes Pembaptis. Ia benar-benar menjadi bentara, orang yang mendahului dan mempersiapkan kedatangan Kristus. Hidupnya diabdikan untuk memperkenalkan Kristus kepada orang-orang.

Perikop Injil hari ini dan Ramalan Maleakhi mengingatkan kita akan urusan kita. Kita juga pernah “dikudang” menjadi apa kita kelak? Sekarang ini sudah menjadi apa kita ini? Maleakhi menunjukkan kepada kita bagaimana hidup ini menjadi “berarti”, bagaimana hidup ini bermakna. Hidup kita akan menjadi berarti, bermakna ketika kita bisa menjadi api yang memurnikan logam atau sabun yang membersihkan pakaian yang dicuci oleh para penatu; membuat orang mempersembahkan persembahan yang benar kepada Tuhan.

Maka kesempatan ini menjadi saat yang baik bagi kita untuk merenungkan hidupku sudah menjadi apa? Sudahkah menyerupai seperti yang dikehendaki Allah: menjadi berarti, bermakna karena mempersiapkan hati orang untuk menerima kedatangan dan kehadiran Allah.