Pencerahan Prof. Nazaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
January 28, 2020
Saya tertegun saat jemaat kristiani menghentikan nyanyian prosesi mereka ketika menemukan bahwa tempat ibadat mereka sedang dipakai teman-teman dari Canada yang memerlukan tempat untuk Sholat Magrib pada saat saya berada d New York dan tinggal bersama Pastor Alex. Prof. Nazaruddin Umar mengawali pembicaraannya dalam acara Temu Pastores Keuskupan Agung Pontianak pada hari Selasa, 28/01/2020.
Beliau lalu menguraikan bahwa persaudaraan dengan siapa saja dalam suasana damai adalah hakekat dari orang beragama. Inilah yang kita temukan ketika kita memperdalam ajaran agama kita. Semakin orang membaca banyak hal dari ajaran-ajaran agama, kita semakin menemukan bahwa kedamaian bersama itulah yang dikehendaki Allah. Orang yang sering berteriak-teriak dan merendahkan yang lain (mengkafirkan), mungkin belum membaca secara mendalam.
Ada banyak informasi yang diberikan oleh Professor yang rendah hati dan sederhana ini. Penjelasan yang beliau berikan didasarkan pada pengalamannya yang luas dari berbagai negara dan perjumpaannya dengan banyak orang dan tokoh. Tetapi juga dari pengetahuannya yang mendalam bukan hanya tentang agamanya sendiri tetapi juga dari agama lain. Ia pun mengungkapkan mungkin beliau membaca Alkitab jauh lebih sering daripada orang kristen sendiri.
Maka beliau pun berpendapat bahwa untuk mengawali persaudaraan insani antaragama ini harus dilakukan terhadap anak-anak kita yang berusia di bawah 30 tahun. Mereka harus diberi pengalaman dan pengetahuan untuk hidup bersama dalam keberbedaan. Selain itu, kita perlu belajar bukan hanya ajaran agama kita sendiri, tetapi juga agama orang lain secara proporsional. Dialog-dialog semacam ini harus dilakukan mulai dari grass-root, di akar-akar rumput dan di berbagai level.
Pemikiran-pemikiran pribadi pun dilontarkan dalam sessi tanya jawab yang sangat antusias. Dialog ini diselenggaran pada awal Temu Pastores sebagai Hari Studi seperti dilakukan setiap temu pastores. Maka selain para imam, kali ini diundang pula pimpinan komunitas biara-biara, anggota Dewan Pastoral Paroki dan organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan Katolik. Temu Pastores ini adalah moment-semesteran yang diselenggarakan oleh Keuskupan Agung Pontianak untuk membina kokegialitas diantara para imam, sambil membicarakan masalah-masalah pastoral yang muncul di berbagai tempat yang memerlukan tanggapan dan penyelesaian di tingkat keuskupan. Pada semester ini diadakan dari tanggal 27-30 Januari di Wisma Immaculata Pontianak.
Setelah presentasi di hadapan para peserta Hari Study, Prof. Nazaruddin Umar diwawancarai oleh beberapa wartawan dari beberapa media yang ada d Pontianak.