Misa Perayaan Tahun Baru Imlek 2023
January 23, 2023
TAHUN KELINCI YANG TENANG DAN LEMAH LEMBUT
Tahun Macan diwarnai dengan perjuangan, kerja keras dan segala sesuatu yang kasar, mengancam, waspada, dsb. Kini tiba saatnya untuk berhenti dan pergi ke tempat yang lengang, yang tenang, seperti di tepi danau, untuk membersihkan luka-luka dan segala debu, lumpur akibat tahun Macan. Meski demikian, kita tidak boleh lengah, berleha-leha dari segala berkat yang tersedia di tahun Kelinci ini. Menyadari terus menerus akan hal seperti ini, dapat kita peroleh dari kesadaran keterhubungan kita dengan Yang Ilahi, yang membuat hidup ini. Inilah alasan yang paling kuat mengapa orang Katolik merayakan syukur Imlek.
Perayaan Tahun Baru Imlek ke- 2574 pada tahun 2023 ini jatuh pada tanggal 22 Januari 2023. Gereja Keluarga Kudus, seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu mengadakan misa syukur dan mengungkapkan kegembiraan atas Tahun Baru Imlek yang sering dimengerti sebagai perayaan orang-orang Tionghua.
Tahun ini merupakan tahun yang penuh dengan ketenangan, kedamaian, seperti kehidupan kelinci (Shio Kelinci Air). Orang cenderung untuk mengalami kehidupan yang mudah, menyenangkan, mudah untuk dinikmati, tidak perlu terburu-buru, sehingga bisa membuat orang terlena, berleha-leha, sampai semaunya sendiri atau bahkan membiarkan diri mengantuk. Ini makna umur panjang hingga kedamaian yang disimbolkan oleh Shio Kelinci Air.
Perayaan Imlek di gereja Paroki Keluarga Kudus cukup meriah karena adanya hiasan bernuansa merah dimana-mana sebagai lambang kehidupan yang dinamis, pohon-pohon Meihua ditempatkan di panti imam dan dihiasi dengan buah-buah dan bunga-bunga angpao yang berisi uang simbol rejeki dan berkat yang dijanjikan oleh Tahun Kelinci ini. Perayaan misa ini diikuti oleh umat dari segala kalangan dan berbagai etnis yang menunjukkan keragaman, kebhinekaan Paroki kita; dan sikap toleransi, keterlibatan, kerjasama umat Paroki Keluarga Kudus. Hal ini diungkapkan dengan mengenakan pakaian yang juga berwarna merah, baik baju cheongsam maupun baju biasa. Warna merah dalam kepercayaan Tionghoa melambangkan kehidupan, keberanian, keberuntungan, kelimpahaan berkat, kelimpahan rejeki dan kegembiraan. Tidak hanya para umat yang menggunakan baju merah, tapi para Pastor di Paroki Keluarga Kudus juga memeriahkan perayaan Imlek ini dengan mengenakan kasula berwarna merah dengan corak Tionghoa dan baju cheongsam merah.
Suasana menjadi makin meriah, ketika Para panitia menyediakan banyak angpao, jeruk besar dan jeruk-jeruk kecil yang akan dibagikan. Mereka yang telah lanjut usia diberi jeruk besar dan diberi kesempatan untuk memilih angpao yang bergantungan di pohon Meihua sebelah kanan kiri altar, mulai dari yang tertua hingga 70an. Mereka sengaja diberi kesempatan untuk memilih sendiri angpao yang ada di pohon karena isi dari angpao itu berbeda-beda. Tidak hanya para lansia, anak-anak yang hadir (hingga anak SMP) juga diberikan angpao. Anak-anak terlihat sangat antusias dan berbondong-bondong maju berbaris dengan tertib untuk mendapatkan pembagian angpao yang dibagikan oleh Romo-romo.
Acara pun ditutup dengan membagikan jeruk untuk para umat yang hadir, masing-masing mendapatkan satu kantong jeruk. Jeruk merupakan buah yang tersusun berlapis-lapis atau berlipat-lipat, maka panitia dan kita semua mengharapkan pada tahun Kelinci Air ini, umat dilimpahi dengan kebaikan dan rejeki yang berlipat-lipat dan berlimpah-limpah. Itulah makna yang diperlambangkan oleh pembagian jeruk. Semoga tahun ini kita selalu menyadari bahwa Allah akan melimpahi kita berkah, kesehatan, teman, rejeki yang berlimpah-limpah.
恭喜发财
GONG XI FA CAI
(May you be prosperous)
新年快乐
XIN NIAN KUAI LE
(Happy New Year)