Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus – Sambut Baru 2023
June 12, 2023
Pada rangkaian Paska, Gereja merayakan Hari Raya Kamis Putih: pada pagi hari dirayakan misa Khrisma untuk menghadirkan kembali ketika Yesus mendirikan Sakramen Imamat; untuk itu dikuduskan (konsekrasi) juga minyak Katekumen, Khrisma dan Pengurapan Orang Sakit, yang melambangkan kelahiran, kehidupan dinamis penuh kekuatan dan kematian; malamnya dirayakan penghadiran Sakramen Ekaristi, ketika Yesus mengadakan Perjamuan Malam Terakhir untuk menegaskan kepada para murid bahwa karya penebusan telah sampai pada puncaknya dengan DiriNya memberikan tubuh dan darahNya, hidupNya bagi penebusan dosa manusia. Fokus dari perayaan ini adalah karya penebusan Kristus. Gereja juga ingin mengajak umat untuk memusatkan perhatian pada Tubuh dan Darah Kristus, agar orang bisa menghayati kehadiran Tuhan dalam roti dan anggur yang mereka terima dalam Perayaan Penebusan, Ekaristi. Kesempatan ini dipakai oleh banyak Paroki untuk menerimakan pertama kali Sakramen Ekaristi kepada anak-anak yang telah cukup umur: bisa membedakan roti ini dari roti yang lain.
Tahun 2023 ini Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus jatuh pada tanggal 11 Juni 2023. Pada hari ini, anak-anak yang telah dibaptis dan mampu menggunakan akal budinya untuk mengerti, menerima Tubuh dan Darah Kristus untuk pertama kalinya. Anak-anak ini telah dibina mulai dari bulan Januari hingga bulan Juli. Berbagai kegiatan yang dilakukan dari yang bersifat teori hingga aktivitas fisik. Mereka diajak untuk mendalami karya keselamatan yang dilakukan oleh Allah mulai dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Mereka dibawa masuk pada praktek Gereja Katolik yang melanjutkan karya penebusan Kristus itu melalui Perayaan Ekaristi dimana Yesus memberikan Tubuh dan DarahNya. Dengan kesadaran ini, anak-anak diajak untuk menyadari betul bahwa upacara liturgis yang mereka rayakan dengan aktif adalah karya penebusan Allah atas dosa-dosa kita; dan agar hidup kita dituntun oleh Allah, maka Allah ingin menyatu dengan diri kita, menyertai kita lewat Tubuh dan Darah Kristus yang kita santap. Maka anak-anak diajak untuk menghayati bahwa apa yang mereka terima dalam perayaan Ekaristi itu adalah Kristus sendiri, yang adalah Immanuel, Allah yang menyertai kita selama-lamanya.
Anak-anak juga diajak untuk bersikap secara benar dalam mengikuti perayaan Ekaristi, menyambut Tubuh dan Darah Kristus dan bahkan bagaimana mengikuti perayaan liturgis ini dengan terlibat aktif; bagaimana mereka memiliki semangat, yang namanya spiritualitas dalam mengikuti Ekaristi.
Pembinaan utama diarahkan kepada anak-anak, namun anak-anak hidup, bertumbuh di tengah-tengah keluarga. Bagaimana kalau anak memiliki semangat besar dalam perjamuan Ekaristi, tetapi ternyata orangtuanya ogah-ogahan? Bagaimana kalau anak bertanya dan orangtua tidak bisa menjawab? Maka pembinaan ini juga menyertakan orangtua. Para orang tua dikumpulkan dan diberi masukan tentang apa saja isi pembinaan anak-anak dan kepada mereka juga diberikan apa yang utama diberikan kepada anak-anak, dengan tujuan agar mereka dapat membimbing anak-anak dengan baik.
Pembinaan kepada anak-anak ini diatur dengan menarik. Pada awal dan akhir, mereka dikumpulkan bersama untuk menciptakan suasana gembira, antusias, dan mengenal satu dengan yang lain; panitia pun juga dapat “mengevaluasi” (post-test) sejauh mana anak-anak menguasai materi yang dipelajari. Pada bagian inti, mereka dibagi dalam beberapa kelompok dengan nama-nama kelompok yang diambil dari buah-buah Roh. Setiap kelompok didampingi oleh dua pembina inti dan beberapa sukarelawan. Mereka mendalami materi di tempat-tempat yang telah disediakan oleh mereka. Setiap ruangan dilengkapi dengan satu laptop yang sudah tersambungkan dengan LCD Projector dan di dalamnya telah ada file powerpoint yang sudah siap disampaikan kepada anak-anak. Kita menginginkan agar anak-anak mengerti materi lewat dialog interaktif di dalam kelas kecil yang memungkinkan mereka punya waktu yang cukup.
Perayaan Ekaristi diawali dengan perarakan para Peserta Sambut Baru bersama dengan para Putra-putri Altar, Petugas Liturgi, Prodiakon dan Para Imam. Mereka masuk dengan membawa lilin yang menyala di tangannya sebagai pengingat kembali iman yang mereka harus jaga sampai akhir. Terlihat raut wajah mereka yang penuh dengan sukacita dalam warna putih baju dan dekorasi gereja yang berwarna putih. Peserta anak perempuan menggunakan bando bunga di kepala, sedangkan anak laki-laki menggunakan dasi kupu-kupu. Para Peserta Sambut Baru menempatkan diri di tempat duduk dimana para orangtua telah duduk untuk mendampingi mereka. Misa ini dipimpin oleh Romo Yulianus Astanto Adi, CM didampingi Romo Gregorius Kukuh Nugroho, CM. dan Frater Ambrosius Gerin.
Keterlibatan dalam perayaan Liturgi tidak hanya diajarkan dalam pembinaan sebagai teori, mereka juga diajak mempraktekkannya. Maka para petugas liturgi, seperti lektor, pemazmur dan doa umat dilaksanakan oleh para Calon Sambut Baru. Mereka diberi kesempatan agar kelak dapat ikut melayani dalam kegiatan-kegiatan gereja yang nyata. Upacara Sambut Baru ini berjalan dengan lancar, anak-anak maju satu per satu dengan didampingi kedua orangtua mereka. Anak-anak Sambut Baru menerima dalam dua rupa, Tubuh dan Darah Kristus, lewat konselebaran utama, sedangkan orangtua menerima satu rupa (Tubuh Kristus) dari frater dan prodiakon. Misa ditutup dengan foto bersama secara keseluruhan, lalu kelompok per kelompok, hingga ada yang perorangan.
Setelah misa, para anak-anak sambut baru diundang untuk melakukan ramah tamah dan makan bersama yang mereka siapkan sendiri sebagai kelompok. Hal ini dilakukan sebagai penerapan pertama Perayaan Ekaristi yang mereka rayakan dalam kehidupan nyata. Mereka menghadirkan apa yang dilakukan oleh Yesus ketika memecah-mecah roti dan menghunjukkan pialah lalu MEMBERIKAN kepada murid-muridNya. Ekaristi yang di dalamnya ada Tubuh dan Darah adalah lambang pemberian diri, pelayanan diri untuk sesama, bila perlu sampai memberikan nyawanya seperti Yesus.
Sertifikat Sambut Baru serta piala berboneka yang tertuliskan nama mereka masing-masing pun dibagikan di akhir dari rangkaian acara ini. Anak-anak telah menyambut Tubuh dan Darah dari Dia yang telah memberikan nyawaNya, kini giliran anak-anak memberikan dirinya untuk sesama, salah satunya lewat pelayanan dalam Perayaan Liturgis Gereja sebagai Putra-Putri Altar dan/atau Putra-Putri Ekaristi.