Hari Kakek Nenek dan Lansia Sedunia 2023
July 23, 2023
Menanggapi ajakan Bapa Paus Fransiskus yang menetapkan Hari Kakek Nenek dan Lansia Sedunia pada setiap Minggu keempat di Bulan Juli, Seksi Keluarga Paroki Keluarga Kudus mengadakan Misa Lansia pada tanggal 22 / 23 Juli. Hari Kakek Nenek dan Lansia tahun ini telah memasuki tahun ke-3. Menurut Bapa Paus, Gereja Katolik perlu menyisihkan hari khusus untuk menghormati Kakek Nenek dan Lansia. Hari Kakek Nenek dan Lansia ini bisa dipandang sebagai hari pengingat akan datangnya saat penantian akan kematian, tetapi sebenarnya Gereja ingin agar kita belajar dari Kakek Nenek dan Lansia. Mereka telah menunjukkan penghayatan iman mereka dengan dinamika perjalanannya, kadang dipenuhi dengan suka cita tetapi juga kadang diwarnai dengan tantangan yang memberatkan. Kakek Nenek dan Lansia telah menunjukkan jasanya menurunkan iman dan mengajar keutamaan kehidupan kepada orangtua kita dan kepada kita. Tradisi iman itulah yang perlu kita rayakan.
Hari Raya Kakek – Nenek dan Lansia dirayakan dalam perayaan Ekaristi dan Ramah Tamah. Pada awal perayaan, Para lansia disambut gembira oleh Suster Yulita, ALMA dan Tim Seksi Keluarga. Sambil mengajak bicara dan dialog yang ramah, mereka dipandu ke depan dan diarahkan ke tempat duduk. Mereka juga dipersilahkan untuk saling bersapa satu dengan yang lain, terutama mereka yang merupakan teman lama; tidak hanya berjabat tangan, mereka juga saling bercipika-cipiki, karena kedekatan dan keeratan persahabatan dan persaudaraan mereka.
Misa ini juga dimeriahkan oleh Suster-suster SMFA dari Rumah Pembinaan di Danau Sentarum. Mereka terlibat dengan koor yang meriah dan anggun. Selain itu mereka juga memeriahkan acara ramah tamah yang dibuka dengan bernyanyi lagu “Aku diberkati” sebagai di satu pihak menyatakan keadaan para Kakek, Nenek dan Lansia dan sekaligus juga doa dan harapan dari Suster-suster, agar kakek, nenek dan mereka yang sudah lansia, benar-benar diberkati oleh Allah.
Selain melalui Sakramen Ekaristi, Gereja Katolik mengungkapkan karya keselamatan bagi manusia melalui 6 Sakramen lainnya. Pada perayaan ini, para Lansia tidak hanya menerima Sakramen Ekaristi, mereka juga diberi kesempatan untuk menerima Sakramen Perminyakan, agar mereka dikuatkan dan diteguhkan dengan penyatuan penderitaan mereka dengan penderitaan Kristus.
“Seringkali orang menganggap Sakramen Perminyakan hanya dapat diterima bagi mereka yang sakit, dan mau meninggal; tetapi pada kesempatan ini, mereka yang ingin menerima Pengurapan Minyak Suci diperkenankan untuk maju menerima dengan maksud agar badan kita dikuatkan dan kita dijadikan untuk selalu waspada dan berjaga-jaga dengan pertolongan Kristus sendiri.” – demikian penegasan Romo Yulianus Astanto Adi, CM.
Hampir mereka semua yang hadir maju dan menerimakan Sakramen Perminyakan. Dan bagi mereka yang tidak kuat pun tetap Romo berikan dengan menghampiri mereka.
Setelah selesai misa, para lansia diundang untuk mengikuti acara ramah tamah di bawah canopy dan basement. Di sana telah disiapkan makanan dengan menu yang cocok dengan keadaan mereka. Acara pun diramaikan oleh dengan menyanyi dan menari bersama-sama. Sukacita yang penuh terlukis pada wajah para lansia. Seksi keluarga juga menyiapkan bingkisan untuk mereka yang paling senior. Terdapat 2 orang Nenek yang berusia 90an. Kedua nenek ini berasal dari Lingkungan Lukas, yaitu Ama Catarina Ferawati (95 tahun) dan Mbah Maria Darinah (91 tahun). Kepada mereka kita memberikan hormat, karena kondisi mereka yang benar-benar terberkati sehingga perlu disyukuri; dan mereka pun menjadi inspirasi dan teladan bagi kita dalam penghayatan iman kristiani.