BhakSos di Sadaniang
January 14, 2020
Bagaimanakah kita bisa mewujudkan Tema Natal “Hiduplah sebagai Sahabat bagi semua orang”? Bagaimana anak-anak Sekami bisa mempraktekkan tema itu? Jawaban atas pertanyaan inilah yang melatarbelakangi Komunitas Karyawan Muda Katolik (KKMK), bekerja sama dengan Orang Muda Katolik (OMK), Remaja Katolik (ReKat), Bina Iman Anak Katolik (BIAK) Paroki Keluarga Kudus Pontianak, Serikat Sosial Vinsensius (SSV) dan Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) menyelenggarakan acara Bhakti Sosial ke Kuasi-Paroki Mempawah Hilir, tepatnya di Stasi Sekabuk-Sadaniang.
Acara BhakSos ini dikemas dalam serangkaian acara yang dipandu oleh Kak Terry dan Kak Dwi. Mereka diajak untuk menyanyi dan menari bersama dalam gerak dan lagu serta permainan. Ketika mereka telah menjadi cair satu dengan yang lain dan antara mereka dengan panitia, diselenggarakanlah Lomba Estafet Gambar dan Lomba Fashion dengan tema Super Hero. Seluruh lomba diikuti secara berkelompok yang dibentuk secara acak dengan tujuan agar anak-anak dapat saling mengenal dan belajar bekerjasama. Mereka dikondisikan sedemikian rupa sehingga mereka bisa menjadi sahabat satu bagi yang lain, seperti diamanatkan oleh Tema Natal tahun 2019 ini.
Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Minggu, 12 Januari 2020 di gereja St.Yohanes stasi Sekabuk, Mempawah Hilir ini bertujuan untuk menjalin hubungan serta berbagi kasih bersama anak-anak dan umat di gereja St. Yohanes, Sadaniang. Dalam survey dan pembicaraan dengan Pastor Paroki, kami mendapat informasi jumlah anak dari 14 stasi sekitar Sadaniang berkisar 200 orang anak. Kami sungguh tidak menyangka ternyata umat menyambut dengan sangat baik kegiatan ini, sehingga anak-anak Sekami yang hadir saat itu sebanyak 315 orang yang datang dari 14 stasi. Stasi-stasi di sekitar Sadaniang ini dipilih karena Mempawah Hilir akan dikembangkan menjadi Paroki yang menjadi pengembangan dari Paroki Sungai Pinyuh.
Rangkaian kegiatan ini diawali dengan misa yang dipimpin oleh Rm. Fransiskus Kebry, C.M. Perayaan ekaristi yang meriah ini dimulai dengan perarakan tarian Dayak oleh lima orang anak. Dalam homilinya Rm. Kebry menyampaikan bahwa sering kali kita tidak dapat hidup bahagia karena di dalam diri kita tidak ada lagi kerendahan hati. Kebahagiaan seringkali dicabut dari diri kita yang telah diisi oleh rasa iri, dengki, marah, cemburu, dsb. Pada Pesta Pembaptisan Tuhan ini, kita diajak untuk meneladani Yesus yang dengan rendah hati meminta dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Setelah misa selesai, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama, yang dilanjutkan dengan ramah tamah dan lomba-lomba.
Kegiatan diakhiri dengan pemberian hadiah untuk setiap anak yang hadir dan pemberian Buku panduan/pegangan mengelola Sekami untuk setiap pembina dari stasi-stasi. Kemudian ditutup dengan doa dan berkat penutup (Dwi Novita – Rudyono)