Homili Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman, 2 November 2025
November 6, 2025
Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman, 2 November 2025
Homili : RP. Y.T.M. Puji Nurcahyo, CM
Bacaan Injil : Yoh 6:37-40
Pada tanggal 1 November kemarin, Gereja merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Perayaan ini merupakan momen sukacita dan pengharapan, di mana seluruh umat diundang untuk mengenang dan meneladani hidup para kudus yang telah menyelesaikan peziarahan mereka di dunia dan kini bersatu dengan Allah di surga. Setelah Gereja merayakan peringatan agung tersebut, rangkaian kalender liturgi mengarahkan kita pada hari berikutnya, yaitu hari di mana kita diajak untuk menyerukan permohonan dan pengharapan kita kepada Allah bagi semua arwah umat beriman.
Hal ini tergambarkan secara mendalam dalam mazmur tanggapan liturgi sabda hari ini: “Ya Tuhan, dengarkanlah doaku.” Ungkapan mazmur ini menjadi seruan iman umat yang berkumpul untuk berdoa bersama bagi seluruh arwah umat beriman, memohonkan kerahiman dan keselamatan bagi mereka. Hari ini Gereja secara khusus berintensi penuh dalam mengenangkan dan mendoakan semua saudara-saudari kita yang telah meninggal dunia. Kita diingatkan bahwa kematian bukanlah akhir dari persekutuan, melainkan sebuah bentuk kelanjutan dari persaudaraan dalam Kristus. Kita tetap menjadi bagian dari satu persekutuan yang utuh dengan mereka yang telah mendahului kita suatu kesatuan rohani yang kuat, seruan untuk panggilan kekudusan pun menjadi rahmat karunia dari kuasa Allah yang Maha Rahim sebagaimana digambarkan dalam Doa Syukur Agung yang kita rayakan dalam Ekaristi. Pada hari peringatan arwah semua orang beriman ini, rahmat besar Allah dinyatakan kepada kita melalui kerahiman-Nya yang tak terbatas. Hal ini menjadi tanda bahwa kematian tidak pernah memutuskan kasih dan persatuan yang dibangun di dalam Kristus.
Kita tidak dapat terpisah hanya karena kematian. Sebagaimana Gereja dan umatnya disatukan oleh Kristus sendiri, demikian pula kita tetap terikat dalam persekutuan kasih, baik yang masih berziarah di dunia maupun yang telah beristirahat dalam damai Allah. Dalam bacaan kedua liturgi sabda ( 1Kor 15:20-24a.25-28 ), Rasul Paulus menegaskan bahwa semua orang akan dihidupkan kembali dan dipersatukan dengan Kristus. Maka, perayaan hari ini menjadi ungkapan cinta kasih dan tanda kedekatan antara Gereja yang berziarah, kesatuan umat Gereja yang dimuliakan, dan umat Gereja yang dimurnikan di api penyucian. Menjadi persatuan yang terus di teguhkan dan di harapkan dalam pengharapan yang sejati, karena melalui mengharapan akan kristus kita di hidupkan kembali.
Melalui perayaan ini, kita diingatkan untuk tidak membiarkan diri kita terpecah belah. Gereja memanggil kita untuk berani terbuka, saling mengasihi, dan mengambil bagian dalam kehidupan bersama yang penuh komunikasi dan kepedulian. Sering kali, kita cenderung menarik diri atau menjauh ketika dihadapkan pada perbedaan, padahal justru di sanalah kita dipanggil untuk memperkuat persatuan dalam kasih Kristus. Kita semua adalah satu kesatuan ; mereka yang masih berziarah di dunia, mereka yang sedang dimurnikan, dan mereka yang telah dimuliakan di surga. Dalam kehidupan sekarang ini, kita diajak untuk tidak memisahkan diri, melainkan semakin memperdalam persekutuan dalam perbedaan yang disatukan oleh Kristus sendiri.
Semoga peringatan ini meneguhkan kita untuk tetap berani mempersatukan diri dalam kasih dan persekutuan Gereja Kristus, serta terus hidup dalam semangat pengharapan dan kesetiaan, sampai akhirnya kita pun bersekutu penuh bersama para kudus dan semua orang beriman dalam kemuliaan Allah.
Penulis : Maria Aprilinda