Homili PERAYAAN MINGGU BIASA XXVIII, 12 OKTOBER 2025

October 19, 2025

PERAYAAN MINGGU BIASA XXVIII, 12 OKTOBER 2025

BACAAN INJIL : Lukas 17:11-19

HOMILI : RP LAURENTIUS PRASETYO, CDD                                                          

Hidup ini berputar, ada saatnya kita terpuruk dan ada saatnya kita bangkit. Jangan larut dalam kesedihan ketika jatuh, dan jangan bangga berlebihan ketika berada di puncak.  Semua berganti sebagaimana roda yang terus berputar. Kesukaran bukan semata hukuman melainkan ladang di mana ketekunan dan watak ditempa, dari proses itulah tumbuh harapan yang tak mengecewakan karena Roh Kudus bekerja dalam hati kita.

Dalam keluarga, keintiman dibangun lewat kebersamaan sehari-hari, obrolan, tawa, saling mengoreksi, bahkan “omelan” yang menjadi warna hidup bersama. Perubahan fisik atau kebiasaan pasangan bukanlah aib tetapi bagian dari paket berharga yang harus kita syukuri, iman yang menempatkan Yesus sebagai pusat keluarga menjadikan setiap rela dan pengorbanan bermakna, sebab di salib kita menemukan kasih, pengampunan, dan alasan untuk bersyukur.

Yesus mengajarkan pengampunan tanpa hitungan bukan hanya tujuh kali tujuh puluh kali,  melainkan sikap hati yang selalu sedia mengampuni , karena pengampunan membebaskan dan memperbaiki relasi yang retak. Kisah sepuluh orang yang disembuhkan menunjukkan pula betapa pentingnya bersyukur mereka semua pulih, namun hanya satu yang kembali memuji dan mengucap syukur; jadikanlah syukur sebagai respons pribadi atas anugerah Tuhan agar pengalaman penyembuhan berubah menjadi pujian dan saksi.

Akhirnya, sediakanlah waktu untuk bertemu dengan Tuhan dengarkan firman-Nya, biarkan kata-kataNya menguatkan langkah, dan jadikan doa serta ucapan syukur sebagai nafas sehari-hari. Ketika kita mengandalkan Allah dalam segala dinamika hidup di saat susah maupun senang kita akan menemukan keteguhan, pengharapan, dan damai yang melampaui keadaan.

Inti dan Buah-Buah Perenungan :

  1. Dinamika Kehidupan dan Sikap Hati
  • Menerima konsep cokro manggilingan (roda berputar) dengan lapang dada.
  • Tidak larut dalam kesedihan saat jatuh, dan tidak sombong berlebihan saat di atas.
  1. Hubungan dengan Tuhan
  • Pentingnya mengalokasikan waktu khusus (1,5 jam) untuk bertemu Tuhan melalui ibadah/doa.
  • Firman Tuhan adalah sumber kekuatan, harapan, dan panduan.
  • Memiliki keyakinan yang teguh: “Saya tahu siapa yang telah saya percayai” (2 Timotius 1:12).
  1. Kasih, Pengampunan, dan Syukur
  • Inti ajaran Yesus adalah pengampunan tanpa hitungan; ini adalah sikap hati.
  • Salib Kristus adalah sumber utama kasih, pengampunan, dan rasa syukur.
  1. Keintiman dalam Rumah Tangga
  • Keintiman dibangun dari kebersamaan sederhana (duduk, berdoa, makan, tertawa).
  • Menerima dan mensyukuri pasangan beserta seluruh “paket” kekurangannya (omel, perubahan fisik, kebiasaan) sebagai aset pemberian Tuhan.
  • Yesus harus menjadi pusat keluarga untuk menjamin adanya kasih dan pengampunan.

PENULIS : GERARDUS TEVO